20210325 Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria
20210325 Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria
Kamis, 25 Maret 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Pati bersama BBTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian) Yogyakarta telah melaksanakan kegiatan Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria Pasca Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM) Filariasis dalam bentuk survey akhir periode Pre Transmission Assesment Survey (TAS). Filariasis merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini dapat tertular melalui perantara berbagai jenis nyamuk. Saat terinfeksi, penderitanya akan mengalami pembengkakan pada tungkai bawah kaki. Hal tersebut membuat filariasis juga dikenal dengan sebutan penyakit kaki gajah.
Kegiatan ini dilaksanakan setelah pemberian obat filariasis di wilayah Kabupaten Pati selama 5 tahun terakhir mulai dari anak berusia 2 tahun sampai orang dewasa berusia 70 tahun. Kegiatan Pre TAS dilaksanakan pada malam hari di 2 desa yaitu Desa Muktiharjo Kec. Margorejo pada tanggal 22-23 Maret 2021 dan Desa Jetak Kec. Wedarijaksa pada tanggal 24-25 Maret 2021.
Pemeriksaan dilakukan serentak dengan melibatkan kerjasama lintas sektor terdiri dari BBTKLPP Yogyakarta, Dinkes Pati, Puskesmas wilayah terkait dan dibantu oleh tokoh masyarakat serta kader kesehatan desa. Sampel pada kegiatan ini sejumlah 300 sampel di masing-masing desa.
Sampel yang diambil berupa darah jari yang diteteskan dan diukir diatas preparat untuk selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan lab di BBTKLPP Yogyakarta untuk mengetahui apakah masih terdapat larva mikrofilaria di sediaan darah tersebut.
Kepala Dinkes Pati dr. Edy Siswanto, MM turut mendampingi di Desa Muktiharjo dan menyampaikan harapannya terhadap hasil pre-TAS ini. Beliau menyampaikan semoga hasil Pre TAS ini sesuai dengan harapan semua masyarakat di Kab. Pati yaitu bisa melakukan eliminasi Filarisasis. Sementara di waktu yang berbeda di Desa Jetak, Kepala Bidang P2P dr. H. Joko Leksono Widodo, MM juga turut memberikan arahan supaya dalam pelaksanaan Pre TAS ini baik petugas dan masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan sebaik mungkin mengingat saat ini masih masa pandemi. Selain itu, Kepala Puskesmas Margorejo Budho Legowo, S.KM menyampaikan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu waktu pelaksanaan. Kegiatan pada malam hari mengakibatkan susah dalam pengambilan sampel karena masyarakat sudah istirahat. Alasan Pre TAS dilakukan malam hari karena mikrofilaria di darah penderita keluarnya pada malam hari mulai pukul 22.00 hingga pukul 02.00-04.00 dini hari.
Hasil dari kegiatan ini apabila hasil Pre TAS Mikrofilaria Rate-nya < 1% maka akan dilaksanakan kegiatan TAS tahap I yang rencananya dilaksanakan bulan September 2021 yaitu pengambilan Sidik Darah Jari (SDJ) pada semua anak berumur 6-7 tahun atau anak Sekolah Dasar (SD) Kelas 1 dan 2.
#evaluasi
#filariasis
#dinkespati
by @fifit
Unduh File